Renungan Tahun Baru 2012 - Renungan Ahir Tahun - keislaman - Tafakur Tahun Baru - Tahun Baru 2012
"Sungguh, dalam semua ini terdapat pesan bagi
mereka yang dapat membaca tanda-tanda,"
(Q.S. Al-Hijr [15]: 75).
"SELAMAT TAHUN BARU 2012"
Bagi Umat Islam, sejenak merenungi diri untuk mengubah kondisi kearah
yang lebih baik adalah misi suci tiada henti. Disini, di bumi ini, tugas
kita adalah pesan suci langit kepada manusi. Menyampaikan keluhuran,
kesucian, dan kedamaian hingga terasa nyata oleh seluruhalam semesta.
Itulah mengapa Islam memegang teguh prinsip "rahmatan lil alamin".
Transformasi diri dalam perspektif Islam tidak hanya di lakukan pada
saat-saat tertentu, tetapi sepanjang hayat di kandung badan. Dalam
bahasa lain, seumur hidup, perubahan ke arah yang lebih baik harus
memenuhi visi dan misi hidupnya. Tujuan akhir (ultimate goal) Umat Islam
adlah terus bekerja keras, demi menggapai kasih sayang (al-ridha)
Allah, pencipta kehidupan ini.
Begitu juga ketika DIA (Allah) menciptakan waktu. Itu adalah wujud
dari kasih sayang-Nya kepada umat manusia. Dengan perputaran waktu,
setiap manusia yang sadar mampu menghargai pemberian-Nya. Salah satunya
keberkahan usia. Tahun kemarin, tanggal di kalender adalah tanggal yang
berada di tahun 1432 H. Sekarang, tahun itu berubah menjadi 1433H.
Begitu pun dengan tahun masehi, sekarang berganti tahun menjadi 2012.
Lantas, Sudahkah kita bertafakur?
Tafakur, adalah istilah arab untuk menyebutkan aktivitas
berpikir. Di dalamnya, ujar pakar linguistik, ada upaya reflektif,
kontemplasi yang hati-hati dan sistematik. Tafakur juga bisa dapat
menjembatani pandangan hidup manusia, bahwa ada yang di sebut dunia dan
akhirat, bahkan ada mahluk dan pencipta. Tafakur di sebutkan Al-qur'an
sebanyak 18 kali yang di gunakan sebagai "kata kerja" ketimbang "kata
benda". Artinya, menunjukan bahwa tafakurmerupakan suatu proses, bukan
hanya konsepsi abstrak.
Salam ( Kang Red / kangred.blogspot.com )
Jamal bahi dan Mustapha Tajdin, dalam buku Islamic creative Thinking (Mizania, 2008: 17-20), menurut istilah lain dari tafakur. 1) Nazhar, yakni memperhitungkan, memerhatikan, dan memikirkan; 2) Tabashshur, yang berarti memahami; 3) Tadabbur, yaitu merenungkan; 4) Tafaqquh, berarti memahami sepenuhnya, menangkap makna, dan sungguh-sungguh mengerti; 5) Tadzakur, ialah mencamkan dalam pikiran atau hati; 6) I'tibar,
di artikan belajar, mengambil atu memetik pelajaran dari sejarah,
pengalaman, dengan maksud agar tidak mengulangi kesalahan; 7) Ta'akul, adalah menggunakan pikiran dengan benar; 8) Tawassun, merupakan aktivitas membaca tanda-tanda tersirat.
Salam ( Kang Red / kangred.blogspot.com )
Dari beragamnya sinonim tafakur dalam Alqur'an, satu yang harus
kita garis bawahi, yakni menggunakan akal dan pikiran untuk merenung,
berefleksi, dan berpikir tentang bangsa adalah inti dari penciptaan
waktu oleh-Nya. Sebagai sang pencipta, Allah SWT, mewajibkan kita untuk
mengisi waktu sebaik mungkin. Pergantian tahun, bukan berarti kita harus
melupakan tahun-tahun yang lalu. Namun, terus tenggelam pada masa lalu
pun tidak akan mengubah apa-apa, kecuali kekecewaan. Oleh karena itu,
dalam Islam, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, bukan lantas
meratapi apa yang telah di perbuat pada tahun yang lalu.
Detik-detik Pergantian tahun ini adalah awal yang baik untuk
bertafakur tentang kondisi bangsa, negara, agama, dan laku lampah
pribadi kita. Orang yang dapat membaca dan menangkap tanda-tanda yang di
berikan-Nya, adalah individu yang dapat mengubah dirinya kearah yang
lebih baik. Tentunya dengan memanfaatkan potensi akal dan hati yang di
anugerahkan-Nya kepada seluruh umat manusia. Kesejatian muslim dan
muslimah akan terwujud seandainya kita mengetahui segala kesalahan di
masa lalu, dan berupaya mengubahnya menjadi lebih baik. Dalam hal ini,
Tafakur bisa berarti upaya intelektual untuk mengubah diri, masyarakat,
bahkan Dunia. Tetapi, jangan melupakan bahwa di samping bertafakur, kita
juga mesti memanjatkan do'a kepada-Nya.
Ali Syari'ati berpandangan, tanda dari kehausan dan kasmarannya
hati untuk melakukan mikraj keabadian. Pendakian ke puncak kesuksesan
yang mutlak, dan perjalanan memanjat dinding keluar dari batas alam
fisik (mundus sensibilis). Artinya, do'a adalah sarana perlawanan
terakhir; di saat semua potensi perlawanan yang lain telah di babat
habis. Do'a adalah raison d'etre kebadian spirit manusia untuk keluar
dari ancaman bencana kepunahan. Pada zaman Salafushalihin, masyarakat
kota basrah, Irak, kedatangan ulama shaleh, Ibrahim bin Adham. Waktu
itu, warga kota Basrah sedang menghadapi kemelut sosial yang tak kunjung
reda. Melihat ulama besar kharismatik yang langka itu, mereka tidak
menyia-nyiakannya untuk bertanya. "Wahai abu Ishak, Allah berfirman
dalam Alqur'an agar kami berdo'a. Kami sudah bertahun-tahun berdo'a,
tapi kenapa tidak di kabulkan?" tanya mereka.
Ibrahim bin Adham menjawab, "wahai penduduk Basrah, hati kalian
mati dalam beberapa perkara, bagaimana mungkin do'a kalian akan di
kabulkan. Kalian mengakui kekuasaan Allah, tapi tidak memenuhi
hah-hak-Nya. Membaca Alqur'an, tapi tidak mengamalkannya. Mengakui cinta
keada Rasul, tapi meninggalkan sunahnya. Membaca taawudz, berlindung
kepada Allah dari setan yang di sebut musuh, tetapi setiap hari memberi
makan setan dan mengikuti langkahnya". Terakhir, ia mengatakan, "Wahai
penduduk Basrah, ingatlah sabda Nabi. Berdo'alah kepada Allah, tetapi
kalian harus yakin akan di kabulkan. Hanya saja kalian harus tau bahwa
Allah tidak berkenan mengabulkan do'a dari hati yang lalai dan
main-main".***
Penulis, editor lepas DAR!Mizan, serta alumnus Universitas Islam
Negeri (UIN) Bandung. Di edit dan di rilis ulang oleh: Iman Zenit
mahasiswa Syari'ah (STAIMA Banjar) Salam ( Kang Red / kangred.blogspot.com )
Home »
tips dan info
» Renungan Tahun Baru 2012
Renungan Tahun Baru 2012
Posted by king shot
Posted on 23.00
with No comments
Written by : Kang KanciL - Describe about you
Well Terima Kasih Atas Kunjungan Anda.
Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::
0 komentar:
Posting Komentar